PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH PENGGUNAAN
MEDIA OHP DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MAHASISWA
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SOSIOLOGI
STKIP HAMZANWADI SELONG
OLEH :
JAWAHIR
INTAN HAIRUL SAMINAH
09380020
DOSEN
PENGAMPU : H. ZULKARNAIN HADI, M.Si
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SOSIOLOGI
JURUSAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) HAMZANWADI
SELONG
2011/2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang
dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya
informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas, jarak,
ruang, dan waktu. Pengaruhnya pun meluas ke berbagai kehidupan, termasuk bidang
pendidikan. Pendidikan tidak antipati atau alergi pada perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut, namun sebaliknya menjadi subyek atau
pelopor dalam pengembangannya. Pendidikan merupakan komunikasi terorganisasi
dan berkelanjutan yang dirancang untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada diri
pembelajar. Pembelajar mampu mengembangkan kemampuannya menemukan, mengelola,
dan mengevaluasi informasi dan pengetahuan untuk memecahkan masalah pada dunia
yang nyata dan ikut serta secara aktif dalam kegiatan bermasyarakat di
lingkungannya. Untuk itu diperlukan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien yang menjadikan pembelajar menyerap informasi dan pengetahuan serta
teknologi yang dipelajarinya sebagai bagian dari dirinya.
Pembelajaran bukan hanya menyampaikan informasi atau
pengetahuan saja, melainkan mengkondisikan pembelajar untuk belajar, karena
tujuan utama pembelajaran adalah pembelajar itu belajar. Pembelajaran adalah
upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat
dipermudah (facilitated) pencapaiannya. Dalam kegiatan pembelajaran perlu
dipilih strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Pada
setiap kegiatan pembelajaran terlebih dahulu harus dirumuskan tujuan pembelajarannya.
Tujuan pembelajaran harus bersifat “behavioral” atau berbentuk tingkah laku
yang dapat diamati, dan “measurable” atau dapat diukur. Dapat diukur artinya
dapat dengan tepat dinilai apakah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
pada awal kegiatan pembelajaran dapat dicapai atau belum.
Disinilah letak pentingnya strategi pembelajaran,
yaitu menentukan semua langkah dan kegiatan yang perlu dilakukan, sehingga
dapat memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa. Hal ini dapat membantu
mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan pada awal
kegiatan pembelajaran. Jadi, strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang
diciptakan oleh instruktur atau dosen dengan sengaja dalam menetapkan berbagai
kegiatan yang akan dilaksanakan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, termasuk
jenis media yang digunakan, materi yang diberikan, dan metodologi yang
diterapkan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Salah satu yang dapat dipandang sebagai pilihan
dalam strategi pembelajaran adalah media pembelajaran. Aplikasi penggunaan
media pembelajaran ini berorientasi pada tumbuh kembang dan penguatan minat
belajar mahasiswa. Dari berbagai macam dan jenis media pembelajaran yang dapat
digunakan oleh seorang pendidik salah satunya adalah project still media atau media proyeksi dengan jenis Overhead
Projector (OHP). Media pembelajaran yang berbasis teknologi ini mempunyai
kecenderungan mampu memotivasi mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran. Melalui
OHP mahasiswa memperoleh rangsangan atau stimulus yang lebih kuat untuk dapat
lebih fokus terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh dosen melalui
media tersebut.
Berdasarkan pengamatan saya pada kegiatan belajar
mengajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong,
saya menemukan bahwa penggunaan media pembelajaran OHP sudah mulai diterapkan
dalam kegiatan pembelajarannya sejak ± satu tahun yang lalu. Oleh karena itu,
saya selaku peneliti ingin mengetahui sejauh mana media OHP dapat meningkatkan
minat belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi
Selong dalam kegiatan pembelajaran di kampus. Maka timbul keinginan saya untuk
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penggunaan Media OHP Dalam Meningkatkan
Minat Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi
Selong”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat
diidentifikasi adanya beberapa permasalahan, antara lain mengenai pengaruh
penggunaan media OHP dalam kegiatan belajar mengajar terhadap tingkat minat
belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi dan penggunaan media OHP
tersebut sebagai media pembelajaran oleh para dosen.
C. Rumusan Masalah
Berangkat
dari identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan
sebagai pijakan dalam uraian selanjutnya pada penelitian ini adalah:
1. Apakah
penggunaan media OHP dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa Program Studi
Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong tahun pelajaran 2011/2012 ?
2. Bagaimana
efektivitas penggunaan media OHP sebagai media pembelajaran oleh para dosen
dalam kegiatan belajar mengajar pada mahasiswa Program Studi Pendidikan
Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong tahun pelajaran 2011/2012 ?
D.
Tujuan
Penelitian
Sesuai
dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Peningkatan
minat belajar dengan menggunakan media OHP pada mahasiswa Program Studi
Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong tahun pelajaran 2011/2012.
2. Efektivitas
penggunaan media OHP sebagai media pembelajaran oleh para dosen dalam kegiatan
belajar mengajar pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP
Hamzanwadi Selong tahun pelajaran 2011/2012.
E. Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat
Teoritis
a) Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan dan menerapkan
media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Dapat
berguna bagi peneliti lain sebagai acuan dalam mengadakan penelitian lain
secara lebih mendalam tentang hal-hal yang belum terjangkau dalam penelitian
ini.
c) Hasil
penelitian ini dapat menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan dalam bidang
pendidikan khususnya kajian mengenai media pembelajaran.
2. Manfaat
Praktis
a) Untuk
meningkatkan minat belajar mahasiswa melalui penggunaan media pembelajaran yang
efektif dan efisien.
b) Dapat
memfasilitasi mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar secara optimal.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Media
Pembelajaran
1.1 Pengertian
Media Pembelajaran
Media berasal
dari bahasa latin “medius” dan
merupakan bentuk jamak dari “medium”
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan
bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat mahasiswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini dosen, buku teks,
dan lingkungan kampus merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.
Batasan
lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian di antaranya akan
dikemukakan berikut ini. AECT (Association of Education and Communication
Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Di samping
sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata
mediator menurut Fleming (1987:234) adalah penyebab atau alat yang turut campur
dalam dua pihak dan mendamaikannya.
Dengan
istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya yaitu mengatur
hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar yakni
mahasiswa dan materi kuliah. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan
pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi, mulai
dari dosen sampai pada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Jadi,
media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.
Heinich
(1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi
antara sumber dan penerima. Televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi.
Apabila media itu membawa pesan-pesan dan informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran maka media itu disebut
media pembelajaran.
Beberapa
ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Briggs (1977) berpendapat bahwa
media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran
seperti buku, film, dan video. Sementara itu, National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras.
Jadi,
apabila mencermati pendapat para ahli mengenai media dan media pembelajaran,
penulis dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
1.2 Jenis
Media Pembelajaran
Media
pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan
peralatan. Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan
teknologi. Istilah “media” sering dikaitkan atau digantikan dengan kata
“teknologi” yang berasal dari kata latin “tekne”
(bahasa Inggris: art) dan “logos” (bahasa Indonesia: ilmu). Menurut
Webster (1983:105), “art” adalah
keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi.
Bila dihubungkan
dengan pendidikan dan pengajaran, maka teknologi mempunyai pengertian sebagai:
Perluasan konsep
tentang media, di mana teknologi bukan sekedar benda, alat, bahan, atau
perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi, dan manajemen
yang berhubungan dengan penerapan ilmu. (Achsin, 1986:10)
Teknologi yang paling tua yang
dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar
prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi audio-visual yang menggabungkan
penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang
muncul terakhir adalah teknologi mikro-prosesor yang melahirkan pemakaian
komputer dan kegiatan interaktif (Seels dan Richey, 1994). Berdasarkan perkembangan
teknologi tersebut, media pembelajaran dikelompokkan ke dalam empat kelompok
yakni media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media
hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi
cetak dan komputer.
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui
proses percetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak
meliputi teks, grafik, foto, atau representasi fotografik dan reproduksi.
Materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan
materi pengajaran lainnya. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk
salinan tercetak. Dua komponen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal
dan materi visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan
persepsi visual, membaca, memproses informasi, dan teori belajar.
Teknologi audio-visual merupakan cara menghasilkan
atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik
untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual
bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin
proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran
melalui audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya
melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada
pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.
Teknologi berbasis komputer adalah cara menghasilkan
atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis
mikro-prosesor. Dalam hal ini materi disimpan dalam bentuk digital. Pada
dasarnya teknologi berbasis komputer menggunakan layar kaca untuk menyajikan
informasi. Berbagai jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam
pembelajaran umumnya dikenal sebagai computer
assisted instruction (pembelajaran dengan bantuan komputer). Aplikasi
tersebut meliputi tutorial (penyajian
materi secara bertahap), drills and
practice (latihan untuk membantu menguasai materi), permainan dan simulasi
(latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan), dan basis data (sumber
yang dapat membantu menambah informasi dan pengetahuan).
Teknologi gabungan merupakan cara untuk menghasilkan
dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang
dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap
teknologi yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki
kemampuan hebat seperti jumlah random
access memory yang besar, hard disk yang besar, dan monitor yang
beresolusi tinggi ditambah dengan periperal (alat-alat tambahan seperti video disc player, perangkat keras untuk
bergabung dalam satu jaringan, dan sistem audio).
Selain pengelompokan tersebut diatas, terdapat pula
pembagian jenis media pembelajaran secara lebih sederhana, antara lain Media
Visual, Media Audial, Projected still
Media, dan Projected Motion Media.
Contoh Media Visual seperti grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, dan
komik. Media Audial berupa radio, tape
recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya. Sedangkan Projected still Media antara lain slide, over head projector (OHP), dan in
focus. Kemudian Projected Motion
Media seperti film, televisi, video, (VCD, DVD, VTR), dan komputer.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek), penggunaan media baik yang bersifat visual, audial, Projected still Media, maupun Projected Motion Media bisa dilakukan
secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media.
Contohnya dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat Projected Motion Media, namun dapat
meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
1.3 Fungsi
dan Manfaat Media Pembelajaran
Brown (1973)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Sementara itu Hamalik
(1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap peserta didik.
Kemp dan Dayton
(1985:28) menjelaskan tentang tiga fungsi utama media pembelajaran, yaitu:
a) Fungsi
motivasi, media pembelajaran berfungsi untuk melahirkan minat dan merangsang
peserta didik untuk bertindak. Dalam hal ini yang dipengaruhi adalah sikap,
nilai, dan emosi peserta didik.
b) Fungsi
informasi, media pembelajaran berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan,
atau pengetahuan latar belakang. Dalam hal ini media pembelajaran digunakan
untuk penyajian informasi di hadapan sekelompok peserta didik.
c) Fungsi
instruksi, dalam hal ini informasi yang terdapat dalam media yang digunakan
dapat melibatkan peserta didik baik dalam benak dan mental maupun dalam bentuk
aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.
Sedangkan
menurut Levie dan Lentz (1982) terdapat empat fungsi media pembelajaran,
khususnya media visual, yaitu:
a) Fungsi
atensi media visual, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik
untuk berkonsentrasi pada materi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan.
b) Fungsi
afektif media visual, dapat terlihat dari tingkat kenikmatan peserta didik
ketika membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah
emosi dan sikap peserta didik.
c) Fungsi
kognitif media visual, terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d) Fungsi
kompensatoris media pembelajaran, terlihat dari media visual yang memberikan
konteks untuk memahami teks dan membantu peserta didik yang lemah dalam membaca
sehingga dapat mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Selain memiliki fungsi, media pembelajaran juga
memiliki manfaat. Sudjana dan Rivai (1992:2) mengemukakan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, antara lain:
a) Pembelajaran
akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar.
b) Bahan
pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
peserta didik dan memungkinkannya mencapai tujuan pengajaran.
c) Metode
mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata. Sehingga peserta didik tidak bosan dan pengajar tidak
kehabisan tenaga.
d) Peserta
didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengar
uraian pengajar, melainkan juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
dan memerankan.
Sedangkan Hamalik (1994:15) dalam Encyclopedia of
Educational Research, merinci manfaat media pembelajaran sebagai berikut:
a) Meletakkan
dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi
verbalisme.
b) Memperbesar
perhatian peserta didik.
c) Meletakkan
dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar sehingga membuat pelajaran
lebih mantap.
d) Memberikan
pengalaman nyata yang menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan peserta
didik.
e) Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
f) Membantu
tumbuhnya pengertian yang dapat mendorong perkembangan kemampuan berbahasa.
g) Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu efisiensi
dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dari uraian pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di
dalam proses belajar mengajar, antara lain:
1. Dapat
memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga mampu memperlancar dan
meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Dapat
meningkatkan dan mengarahkan perhatian sehingga menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungannya, dan
kemungkinan mereka untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Dapat
mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
4. Dapat
memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa
di lingkungannya.
1.4 Media
Pembelajaran Over Head Projector (OHP)
Dari berbagai
jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang pendidik salah
satunya adalah media proyeksi dengan jenis Over Head Projector (OHP). Menurut
Rohmat (2000:41) OHP adalah suatu alat yang digunakan untuk memproyeksikan
benda-benda transparan (tembus pandang) ke permukaan layar. OHP dikenal juga
dengan nama Proyektor Transparansi. Transparansi yang diproyeksikan adalah
visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik, atau gabungannya pada
lembaran bahan tembus pandang atau plastik yang diproyeksikan ke sebuah layar
atau dinding melalui sebuah proyektor.
Pembelajaran
pada mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi
Selong telah menggunakan media pembelajaran OHP. Namun media OHP yang digunakan
tidak menggunakan transparansi bahan tembus pandang atau plastik. Pada media
OHP tersebut, data-data (materi kuliah) disimpan dalam bentuk file di laptop
kemudian dengan menggunakan sambungan kabel data itu disalurkan ke perangkat OHP
yang kemudian diproyeksikan ke layar atau dinding kelas. Perangkat OHP tersebut
telah dipasang menggantung di bagian tengah bilik ruangan dengan menghadap ke
arah layar atau dinding tujuan proyeksi. Sementara itu untuk menghidupkan dan
mematikan OHP digunakan remote. Dengan menggunakan fasilitas kabel sebagai
penghubung, materi kuliah yang ditayangkan tidak hanya berupa kata dan gambar
melainkan juga berupa film, lagu, dan video.
2. Minat
Belajar
2.1 Pengertian
Minat Belajar
Sebelum
menguraikan tentang pengertian minat belajar, ada baiknya terlebih dahulu
penulis menguraikan pengertian minat dan belajar secara terpisah.
a) Pengertian
minat
Minat dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat relatif yang ada pada diri setiap
individu. Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap segala aktivitas
yang dilakukan oleh setiap individu, karena dengan minat seseorang akan
melakukan aktivitas yang diinginkannya.
Sardiman (2008)
menjelaskan bahwa minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Sedangkan menurut
Zakiyah Derajat, dkk. (1995) minat diartikan sebagai kecenderungan jiwa yang
tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi seseorang. Sementara itu I. L.
Pasaribu dan Simanjuntak (1983) mengartikan minat sebagai suatu motif yang
menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang menariknya.
Dari beberapa
definisi yang dijelaskan oleh para ahli tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan seseorang terhadap objek atau
suatu kegiatan yang disukai disertai dengan perasaan gemar, adanya perhatian,
dan keaktifan untuk berbuat sesuatu.
b) Pengertian
belajar
Belajar menurut
bahasa adalah usaha (berlatih) dan sebagai upaya untuk mendapatkan kepandaian
(Purwadarminta, 1976). Dengan kata lain, belajar dapat diartikan sebagai usaha
dalam melakukan sesuatu agar dapat menguasai sesuatu yang ingin dikuasai.
Menurut Ahmad
Fauzi (2004:44), belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku ditimbulkan
atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atau situasi (rangsang) yang terjadi.
Sedangkan Nana Sudjana (1987:28) menjelaskan dalam bukunya bahwa belajar adalah
proses yang aktif dan mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu. Belajar merupakan proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat
melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, dan
memahami sesuatu.
Dari beberapa
pengertian yang dipaparkan oleh beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah sesuatu perubahan tingkah laku individu dari hasil pengalaman
dan latihan. Perubahan tingkah laku tersebut baik dalam aspek pengetahuannya
(kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun sikapnya (afektif).
Kemudian dari
uraian pengertian minat dan belajar tersebut di atas, maka dapat pula
disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu keinginan atau kemauan yang
disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja dan pada akhirnya melahirkan
rasa senang dalam perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan, sikap, maupun
keinginan.
2.2 Unsur-Unsur
Minat Belajar
a) Perhatian
Perhatian
mempunyai peran yang penting dalam mengikuti suatu kegiatan dengan baik. Dalam
hal ini akan sangat berpengaruh juga terhadap minat dalam belajar. Menurut
Sumadi Suryabrata (1989), perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Individu yang menaruh minat terhadap
suatu aktivitas akan menaruh perhatian yang sangat besar terhadap aktivitas
yang dilakukannya.
b) Perasaan
Unsur minat yang
tidak kalah pentingnya adalah perasaan. Perasaan didefinisikan sebagai gejala
psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala
mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf.
Yang dimaksud
perasaan disini ialah perasaan senang dan tertarik. Perasaan sebagai faktor
psikis non intelektual yang khusus berpengaruh terhadap semangat belajar.
Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap positif.
Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat proses belajar dikarenakan oleh
tidak adanya sikap yang positif yang akan menunjang minat dalam belajar.
c) Motif
Motif diartikan
sebagai daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan kreatifitas tertentu
demi tercapainya tujuan. Menurut Sumardi, motif adalah keadaan dalam pribadi
orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna
mencapai suatu tujuan. Dengan kata lain, motif dapat diartikan sebagai daya dan
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Seseorang
melakukan aktifitas belajar dikarenakan ada sesuatu dari dalam diri yang
mendorongnya. Dalam hal ini, motivasi yang ada dalam diri seseorang sebagai
mesin penggerak yang mendorong untuk belajar. Dan minat merupakan potensi
psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang sudah
berminat untuk belajar. Jadi, motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong
aktivitas belajar seseorang sehingga ia berminat terhadap suatu objek.
2.3 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Minat Belajar
Minat belajar
pada masing-masing individu tidak sama. Ketidaksamaan itu disebabkan oleh
banyak faktor. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
digolongkan menjadi dua, yaitu:
a) Faktor
Intern, yang meliputi kondisi jasmani mahasiswa saat mengikuti pelajaran dan
pengalaman belajar di jenjang pendidikan sebelumnya.
b) Faktor
Ekstern, yang meliputi metode dan gaya mengajar dosen serta situasi dan kondisi
lingkungan.
B. Kerangka Berpikir
Belajar
adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang
hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan di
mana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Apabila
proses belajar tersebut diselenggarakan secara formal di sekolah dan kampus,
tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa dan
mahasiswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh
lingkungannya, yang seperti halnya di kampus antara lain terdiri dari
mahasiswa, dosen, petugas perpustakaan, rektor, materi kuliah (buku, modul, dan
sejenisnya), serta berbagai sumber belajar dan fasilitas (OHP, radio, televisi,
komputer, perpustakaan, dan lain-lain).
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan untuk
pemanfaatan teknologi dalam proses belajar. Para dosen dituntut agar mampu menggunakan
alat-alat yang dapat disediakan oleh kampus, dan tidak tertutup kemungkinan
bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan zaman. Alat-alat yang
dimaksud merupakan bagian dari media pembelajaran yang digunakan oleh dosen
dalam proses belajar mengajar demi mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Untuk itu dosen harus memiliki pemahaman dan penguasaan
yang cukup terhadap media pembelajaran tersebut.
Dalam
konteks ini, apabila penggunaan media pembelajaran telah diterapkan saat
mengajar oleh dosen, maka hal yang perlu diketahui adalah pengaruh dari
penggunaan media pembelajaran tersebut terhadap peningkatan minat belajar
mahasiswa yang bersangkutan. Minat belajar mahasiswa mungkin saja meningkat dan
mungkin juga tidak. Namun harus diingat bahwa media pembelajaran dibuat dan
digunakan untuk membantu meningkatkan minat belajar mahasiswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai. Oleh sebab itu jika ditinjau secara lebih mendalam
maka pengaruh media pembelajaran terhadap peningkatan minat belajar mahasiswa
bergantung pada efektivitas penggunaan media pembelajaran tersebut oleh dosen
yang bersangkutan.
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, semakin efektif penggunaan media pembelajaran oleh
dosen yang bersangkutan dalam proses belajar mengajar pada mahasiswa Program
Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong, maka semakin besar pula
pengaruh media pembelajaran tersebut terhadap peningkatan minat belajar
mahasiswa yang bersangkutan.
Sementara
itu, alur pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
|
||||||||||
|
|
|||||||||
Keterangan:
A
: Dosen
B
: Media Pembelajaran (OHP)
C
: Minat Belajar Mahasiswa
C. Hipotesis
Hipotesis
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan media OHP dalam proses belajar
mengajar oleh dosen secara efektif, maka akan dapat meningkatkan minat belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong tahun
pelajaran 2011/2012.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
Metodologi penelitian
merupakan bagian yang penting dalam menyusun karya ilmiah, yang mempunyai
tujuan yang jelas, serta disusun secara sistematis dengan metode yang tepat
untuk mencapai kebenaran ilmiah. Sebab kebenaran yang diperoleh bergantung pada
metodologi yang digunakan. Sebuah sumber menyebutkan bahwa “metode adalah cara
yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud”
(Purwadarminta, 1985: 649).
Sehubungan dengan
pentingnya metode dalam penelitian ilmiah, dalam penelitian ini pun perlu
diterapkan metode yang jelas, tepat, dan pasti agar dapat dipertanggungjawabkan
hasilnya. Maka pada pembahasan ini akan diuraikan mengenai unsur-unsur metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
A.
Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam
penelitian ini karena data yang hendak dikumpulkan adalah data yang bersifat
kualitatif (data yang disajikan dalam bentuk kata dan kalimat). Sedangkan jenis
penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam sebuah sumber, PTK
didefinisikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis
reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan yang dilakukan oleh guru/dosen,
mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam
kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yang dilakukan (Wibawa, 2003:9).
B.
Waktu
dan Tempat Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di STKIP Hamzanwadi Selong Tahun Pelajaran 2011/2012. Sedangkan
untuk waktunya, penelitian ini direncanakan berlangsung antara awal April
sampai dengan Juni 2012
.
C.
Subjek
Penelitian
Yang menjadi
subjek dalam penelitian ini adalah mahasiwa Program Studi Pendidikan Sosiologi
STKIP Hamzanwadi Selong serta para dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi
STKIP Hamzanwadi Selong. Adapun faktor yang diteliti adalah mahasiswa, dosen,
dan penggunaan media OHP dalam proses belajar mengajar di kampus.
D.
Prosedur
Penelitian
Rencana
penelitian tindakan kelas ini direncanakan tiga siklus. Penelitian diawali
dengan mengamati proses belajar mengajar di kelas. Peneliti mengumpulkan data
berupa peristiwa atau kegiatan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Setelah
data terkumpul mulai diadakan identifikasi masalah, dengan demikian dapat
dibuat peta masalah dan deskripsi situasi.
Tahap berikutnya
adalah pembuatan rencana tindakan sebagai alternatif pemecahan masalah,
kemudian melaksanakan rencana tersebut serta melakukan pengamatan terhadap
reaksi mahasiswa. Pada akhir pelaksanaan akan dilakukan refleksi secara
menyeluruh seberapa jauh peningkatan minat belajar mahasiswa terhadap materi
kuliah yang diajarkan oleh dosen yang menggunakan media OHP serta seberapa
efektif penggunaan media OHP oleh dosen dalam proses belajar mengajar di kelas.
E.
Teknik
Pengumpulan Data
Ada beberapa
teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mendapatkan data-data yang
relevan, yakni angket, wawancara, dan observasi.
1.
Angket (Kuesioner)
Angket
atau kuesioner adalah sebuah cara atau teknik yang digunakan untuk mengumpulkan
data dengan menyebarkan sejumlah lembar kertas yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden. Jadi, dalam
penelitian ini teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data yang terkait
dengan minat belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi
Selong tahun pelajaran 2011/2012, sebelum dan sesudah menggunakan media OHP
dalam kegiatan belajar mengajarnya di kelas.
2.
Wawancara
Wawancara
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai
(nara sumber). Dalam penelitian ini, teknik wawancara berfungsi untuk
mengumpulkan data tentang intensitas kehadiran dosen dan mahasiwa serta
efektivitas penggunaan media OHP dalam kegiatan belajar mengajar di kelas oleh
para dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong tahun
pelajaran 2011/2012.
3.
Observasi
Observasi
yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan
secara cermat dan langsung di lokasi penelitian. Teknik observasi berfungsi
untuk mengamati secara langsung penggunaan media OHP oleh dosen dalam kegiatan
belajar mengajar dan pengaruh penggunaan media tersebut terhadap peningkatan
minat belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi
Selong tahun pelajaran 2011/2012.
F.
Teknik
Analisis Data
Untuk menganalisis data yang telah
diperoleh dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti menggunakan
beberapa kategori sebagai berikut:
1.
Kehadiran Individu
Kehadiran
individu di kelas untuk mengikuti kuliah dapat menentukan tinggi rendahnya
minat belajar yang dimiliki. Mahasiwa dikatakan berminat tinggi mengikuti
pelajaran jika persentase kehadirannya selama satu semester adalah 80%.
2.
Kehadiran Dosen
Intensitas
kehadiran dosen ikut menentukan tingkat minat belajar mahasiswa dikarenakan
peran dosen disini adalah menjadi pembimbing dan salah satu dari sumber belajar
bagi mahasiswa. Dosen dikatakan rajin masuk apabila persentase kehadirannya
dalam satu semester adalah 80%.
3.
Intensitas Penggunaan Media OHP
Intensitas
penggunaan media OHP dalam kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan titik
tolak yang utama dari tujuan dilakukannya penelitian ini. Analisis dalam hal
ini adalah mengenai efektivitas penggunaan media OHP oleh para dosen dalam
mengajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong
tahun pelajaran 2011/2012. Sehingga akan diketahui bahwa penggunaan media OHP
dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar