Rabu, 18 Oktober 2017

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA OHP DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI STKIP HAMZANWADI SELONG By MR T-Rex



PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA OHP DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
STKIP HAMZANWADI SELONG

Logo STKIP

OLEH :
JAWAHIR INTAN HAIRUL SAMINAH
09380020

DOSEN PENGAMPU : H. ZULKARNAIN HADI, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) HAMZANWADI SELONG
2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas, jarak, ruang, dan waktu. Pengaruhnya pun meluas ke berbagai kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan tidak antipati atau alergi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, namun sebaliknya menjadi subyek atau pelopor dalam pengembangannya. Pendidikan merupakan komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang dirancang untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada diri pembelajar. Pembelajar mampu mengembangkan kemampuannya menemukan, mengelola, dan mengevaluasi informasi dan pengetahuan untuk memecahkan masalah pada dunia yang nyata dan ikut serta secara aktif dalam kegiatan bermasyarakat di lingkungannya. Untuk itu diperlukan proses pembelajaran yang efektif dan efisien yang menjadikan pembelajar menyerap informasi dan pengetahuan serta teknologi yang dipelajarinya sebagai bagian dari dirinya.
Pembelajaran bukan hanya menyampaikan informasi atau pengetahuan saja, melainkan mengkondisikan pembelajar untuk belajar, karena tujuan utama pembelajaran adalah pembelajar itu belajar. Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya. Dalam kegiatan pembelajaran perlu dipilih strategi yang tepat  agar  tujuan pembelajaran dapat dicapai. Pada setiap kegiatan pembelajaran terlebih dahulu harus dirumuskan tujuan pembelajarannya. Tujuan pembelajaran harus bersifat “behavioral” atau berbentuk tingkah laku yang dapat diamati, dan “measurable” atau dapat diukur. Dapat diukur artinya dapat dengan tepat dinilai apakah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan pada awal kegiatan pembelajaran dapat dicapai atau belum.
Disinilah letak pentingnya strategi pembelajaran, yaitu menentukan semua langkah dan kegiatan yang perlu dilakukan, sehingga dapat memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa. Hal ini dapat membantu mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan pada awal kegiatan pembelajaran. Jadi, strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh instruktur atau dosen dengan sengaja dalam menetapkan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, termasuk jenis media yang digunakan, materi yang diberikan, dan metodologi yang diterapkan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Salah satu yang dapat dipandang sebagai pilihan dalam strategi pembelajaran adalah media pembelajaran. Aplikasi penggunaan media pembelajaran ini berorientasi pada tumbuh kembang dan penguatan minat belajar mahasiswa. Dari berbagai macam dan jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang pendidik salah satunya adalah project still media atau media proyeksi dengan jenis Overhead Projector (OHP). Media pembelajaran yang berbasis teknologi ini mempunyai kecenderungan mampu memotivasi mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran. Melalui OHP mahasiswa memperoleh rangsangan atau stimulus yang lebih kuat untuk dapat lebih fokus terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh dosen melalui media tersebut.
Berdasarkan pengamatan saya pada kegiatan belajar mengajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong, saya menemukan bahwa penggunaan media pembelajaran OHP sudah mulai diterapkan dalam kegiatan pembelajarannya sejak ± satu tahun yang lalu. Oleh karena itu, saya selaku peneliti ingin mengetahui sejauh mana media OHP dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong dalam kegiatan pembelajaran di kampus. Maka timbul keinginan saya untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penggunaan Media OHP Dalam Meningkatkan Minat Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong”.

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi adanya beberapa permasalahan, antara lain mengenai pengaruh penggunaan media OHP dalam kegiatan belajar mengajar terhadap tingkat minat belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi dan penggunaan media OHP tersebut sebagai media pembelajaran oleh para dosen.

C.    Rumusan Masalah
Berangkat dari identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan sebagai pijakan dalam uraian selanjutnya pada penelitian ini adalah:
1.      Apakah penggunaan media OHP dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong tahun pelajaran 2011/2012 ?
2.      Bagaimana efektivitas penggunaan media OHP sebagai media pembelajaran oleh para dosen dalam kegiatan belajar mengajar pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong tahun pelajaran 2011/2012 ?

D.    Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.      Peningkatan minat belajar dengan menggunakan media OHP pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong tahun pelajaran 2011/2012.
2.      Efektivitas penggunaan media OHP sebagai media pembelajaran oleh para dosen dalam kegiatan belajar mengajar pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong tahun pelajaran 2011/2012.

E.     Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1.      Manfaat Teoritis
a)      Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan dan menerapkan media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
b)      Dapat berguna bagi peneliti lain sebagai acuan dalam mengadakan penelitian lain secara lebih mendalam tentang hal-hal yang belum terjangkau dalam penelitian ini.
c)      Hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya kajian mengenai media pembelajaran.
2.      Manfaat Praktis
a)      Untuk meningkatkan minat belajar mahasiswa melalui penggunaan media pembelajaran yang efektif dan efisien.
b)      Dapat memfasilitasi mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar secara optimal.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Landasan Teori
1.      Media Pembelajaran
1.1  Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin “medius” dan merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat mahasiswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini dosen, buku teks, dan lingkungan kampus merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
            Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian di antaranya akan dikemukakan berikut ini. AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (1987:234) adalah penyebab atau alat yang turut campur dalam dua pihak dan mendamaikannya.
            Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar yakni mahasiswa dan materi kuliah. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari dosen sampai pada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Jadi, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.
            Heinich (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan dan informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
            Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran seperti buku, film, dan video. Sementara itu, National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
            Jadi, apabila mencermati pendapat para ahli mengenai media dan media pembelajaran, penulis dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

1.2  Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Istilah “media” sering dikaitkan atau digantikan dengan kata “teknologi” yang berasal dari kata latin “tekne” (bahasa Inggris: art) dan “logos” (bahasa Indonesia: ilmu). Menurut Webster (1983:105), “art” adalah keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi.
Bila dihubungkan dengan pendidikan dan pengajaran, maka teknologi mempunyai pengertian sebagai:
Perluasan konsep tentang media, di mana teknologi bukan sekedar benda, alat, bahan, atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu. (Achsin, 1986:10)
Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi audio-visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi mikro-prosesor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif (Seels dan Richey, 1994). Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dikelompokkan ke dalam empat kelompok yakni media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses percetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto, atau representasi fotografik dan reproduksi. Materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pengajaran lainnya. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak. Dua komponen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal dan materi visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi, dan teori belajar.
Teknologi audio-visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran melalui audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.
Teknologi berbasis komputer adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Dalam hal ini materi disimpan dalam bentuk digital. Pada dasarnya teknologi berbasis komputer menggunakan layar kaca untuk menyajikan informasi. Berbagai jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran umumnya dikenal sebagai computer assisted instruction (pembelajaran dengan bantuan komputer). Aplikasi tersebut meliputi tutorial (penyajian materi secara bertahap), drills and practice (latihan untuk membantu menguasai materi), permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan), dan basis data (sumber yang dapat membantu menambah informasi dan pengetahuan).
Teknologi gabungan merupakan cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknologi yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan hebat seperti jumlah random access memory yang besar, hard disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan periperal (alat-alat tambahan seperti video disc player, perangkat keras untuk bergabung dalam satu jaringan, dan sistem audio).
Selain pengelompokan tersebut diatas, terdapat pula pembagian jenis media pembelajaran secara lebih sederhana, antara lain Media Visual, Media Audial, Projected still Media, dan Projected Motion Media. Contoh Media Visual seperti grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, dan komik. Media Audial berupa radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya. Sedangkan Projected still Media antara lain slide, over head projector (OHP), dan in focus. Kemudian Projected Motion Media seperti film, televisi, video, (VCD, DVD, VTR), dan komputer.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), penggunaan media baik yang bersifat visual, audial, Projected still Media, maupun Projected Motion Media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contohnya dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat Projected Motion Media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
1.3  Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Sementara itu Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik.
Kemp dan Dayton (1985:28) menjelaskan tentang tiga fungsi utama media pembelajaran, yaitu:
a)      Fungsi motivasi, media pembelajaran berfungsi untuk melahirkan minat dan merangsang peserta didik untuk bertindak. Dalam hal ini yang dipengaruhi adalah sikap, nilai, dan emosi peserta didik.
b)      Fungsi informasi, media pembelajaran berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Dalam hal ini media pembelajaran digunakan untuk penyajian informasi di hadapan sekelompok peserta didik.
c)      Fungsi instruksi, dalam hal ini informasi yang terdapat dalam media yang digunakan dapat melibatkan peserta didik baik dalam benak dan mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.

Sedangkan menurut Levie dan Lentz (1982) terdapat empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
a)      Fungsi atensi media visual, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi pada materi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan.
b)      Fungsi afektif media visual, dapat terlihat dari tingkat kenikmatan peserta didik ketika membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik.
c)      Fungsi kognitif media visual, terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d)     Fungsi kompensatoris media pembelajaran, terlihat dari media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu peserta didik yang lemah dalam membaca sehingga dapat mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Selain memiliki fungsi, media pembelajaran juga memiliki manfaat. Sudjana dan Rivai (1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, antara lain:
a)      Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b)      Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya mencapai tujuan pengajaran.
c)      Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata. Sehingga peserta didik tidak bosan dan pengajar tidak kehabisan tenaga.
d)     Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengar uraian pengajar, melainkan juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, dan memerankan.
Sedangkan Hamalik (1994:15) dalam Encyclopedia of Educational Research, merinci manfaat media pembelajaran sebagai berikut:
a)      Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
b)      Memperbesar perhatian peserta didik.
c)      Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar sehingga membuat pelajaran lebih mantap.
d)     Memberikan pengalaman nyata yang menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan peserta didik.
e)      Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
f)       Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat mendorong perkembangan kemampuan berbahasa.
g)      Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dari uraian pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, antara lain:
1.      Dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga mampu memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2.      Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian sehingga menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungannya, dan kemungkinan mereka untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3.      Dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
4.      Dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungannya.

1.4  Media Pembelajaran Over Head Projector (OHP)
Dari berbagai jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang pendidik salah satunya adalah media proyeksi dengan jenis Over Head Projector (OHP). Menurut Rohmat (2000:41) OHP adalah suatu alat yang digunakan untuk memproyeksikan benda-benda transparan (tembus pandang) ke permukaan layar. OHP dikenal juga dengan nama Proyektor Transparansi. Transparansi yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik, atau gabungannya pada lembaran bahan tembus pandang atau plastik yang diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding melalui sebuah proyektor.
Pembelajaran pada mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong telah menggunakan media pembelajaran OHP. Namun media OHP yang digunakan tidak menggunakan transparansi bahan tembus pandang atau plastik. Pada media OHP tersebut, data-data (materi kuliah) disimpan dalam bentuk file di laptop kemudian dengan menggunakan sambungan kabel data itu disalurkan ke perangkat OHP yang kemudian diproyeksikan ke layar atau dinding kelas. Perangkat OHP tersebut telah dipasang menggantung di bagian tengah bilik ruangan dengan menghadap ke arah layar atau dinding tujuan proyeksi. Sementara itu untuk menghidupkan dan mematikan OHP digunakan remote. Dengan menggunakan fasilitas kabel sebagai penghubung, materi kuliah yang ditayangkan tidak hanya berupa kata dan gambar melainkan juga berupa film, lagu, dan video.

2.      Minat Belajar
2.1  Pengertian Minat Belajar
Sebelum menguraikan tentang pengertian minat belajar, ada baiknya terlebih dahulu penulis menguraikan pengertian minat dan belajar secara terpisah.
a)      Pengertian minat
Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat relatif yang ada pada diri setiap individu. Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu, karena dengan minat seseorang akan melakukan aktivitas yang diinginkannya.
Sardiman (2008) menjelaskan bahwa minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Sedangkan menurut Zakiyah Derajat, dkk. (1995) minat diartikan sebagai kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi seseorang. Sementara itu I. L. Pasaribu dan Simanjuntak (1983) mengartikan minat sebagai suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang menariknya.
Dari beberapa definisi yang dijelaskan oleh para ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan seseorang terhadap objek atau suatu kegiatan yang disukai disertai dengan perasaan gemar, adanya perhatian, dan keaktifan untuk berbuat sesuatu.
b)      Pengertian belajar
Belajar menurut bahasa adalah usaha (berlatih) dan sebagai upaya untuk mendapatkan kepandaian (Purwadarminta, 1976). Dengan kata lain, belajar dapat diartikan sebagai usaha dalam melakukan sesuatu agar dapat menguasai sesuatu yang ingin dikuasai.
Menurut Ahmad Fauzi (2004:44), belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atau situasi (rangsang) yang terjadi. Sedangkan Nana Sudjana (1987:28) menjelaskan dalam bukunya bahwa belajar adalah proses yang aktif dan mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar merupakan proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu.
Dari beberapa pengertian yang dipaparkan oleh beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sesuatu perubahan tingkah laku individu dari hasil pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku tersebut baik dalam aspek pengetahuannya (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun sikapnya (afektif).
Kemudian dari uraian pengertian minat dan belajar tersebut di atas, maka dapat pula disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja dan pada akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan, sikap, maupun keinginan.

2.2  Unsur-Unsur Minat Belajar
a)      Perhatian
Perhatian mempunyai peran yang penting dalam mengikuti suatu kegiatan dengan baik. Dalam hal ini akan sangat berpengaruh juga terhadap minat dalam belajar. Menurut Sumadi Suryabrata (1989), perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Individu yang menaruh minat terhadap suatu aktivitas akan menaruh perhatian yang sangat besar terhadap aktivitas yang dilakukannya.
b)      Perasaan
Unsur minat yang tidak kalah pentingnya adalah perasaan. Perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf.
Yang dimaksud perasaan disini ialah perasaan senang dan tertarik. Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual yang khusus berpengaruh terhadap semangat belajar. Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat proses belajar dikarenakan oleh tidak adanya sikap yang positif yang akan menunjang minat dalam belajar.
c)      Motif
Motif diartikan sebagai daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan kreatifitas tertentu demi tercapainya tujuan. Menurut Sumardi, motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dengan kata lain, motif dapat diartikan sebagai daya dan upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Seseorang melakukan aktifitas belajar dikarenakan ada sesuatu dari dalam diri yang mendorongnya. Dalam hal ini, motivasi yang ada dalam diri seseorang sebagai mesin penggerak yang mendorong untuk belajar. Dan minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang sudah berminat untuk belajar. Jadi, motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga ia berminat terhadap suatu objek.
2.3  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Minat belajar pada masing-masing individu tidak sama. Ketidaksamaan itu disebabkan oleh banyak faktor. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar digolongkan menjadi dua, yaitu:
a)      Faktor Intern, yang meliputi kondisi jasmani mahasiswa saat mengikuti pelajaran dan pengalaman belajar di jenjang pendidikan sebelumnya.
b)      Faktor Ekstern, yang meliputi metode dan gaya mengajar dosen serta situasi dan kondisi lingkungan.

B.     Kerangka Berpikir
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Apabila proses belajar tersebut diselenggarakan secara formal di sekolah dan kampus, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa dan mahasiswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang seperti halnya di kampus antara lain terdiri dari mahasiswa, dosen, petugas perpustakaan, rektor, materi kuliah (buku, modul, dan sejenisnya), serta berbagai sumber belajar dan fasilitas (OHP, radio, televisi, komputer, perpustakaan, dan lain-lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan untuk pemanfaatan teknologi dalam proses belajar. Para dosen dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh kampus, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan zaman. Alat-alat yang dimaksud merupakan bagian dari media pembelajaran yang digunakan oleh dosen dalam proses belajar mengajar demi mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk itu dosen harus memiliki pemahaman dan penguasaan yang cukup terhadap media pembelajaran tersebut.
Dalam konteks ini, apabila penggunaan media pembelajaran telah diterapkan saat mengajar oleh dosen, maka hal yang perlu diketahui adalah pengaruh dari penggunaan media pembelajaran tersebut terhadap peningkatan minat belajar mahasiswa yang bersangkutan. Minat belajar mahasiswa mungkin saja meningkat dan mungkin juga tidak. Namun harus diingat bahwa media pembelajaran dibuat dan digunakan untuk membantu meningkatkan minat belajar mahasiswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Oleh sebab itu jika ditinjau secara lebih mendalam maka pengaruh media pembelajaran terhadap peningkatan minat belajar mahasiswa bergantung pada efektivitas penggunaan media pembelajaran tersebut oleh dosen yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, semakin efektif penggunaan media pembelajaran oleh dosen yang bersangkutan dalam proses belajar mengajar pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong, maka semakin besar pula pengaruh media pembelajaran tersebut terhadap peningkatan minat belajar mahasiswa yang bersangkutan.
Sementara itu, alur pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:












C
 

A
 

B
 






 


                       

Keterangan:
                                    A : Dosen
                                    B : Media Pembelajaran (OHP)
                                    C : Minat Belajar Mahasiswa

C.    Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan media OHP dalam proses belajar mengajar oleh dosen secara efektif, maka akan dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong tahun pelajaran 2011/2012.









BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan bagian yang penting dalam menyusun karya ilmiah, yang mempunyai tujuan yang jelas, serta disusun secara sistematis dengan metode yang tepat untuk mencapai kebenaran ilmiah. Sebab kebenaran yang diperoleh bergantung pada metodologi yang digunakan. Sebuah sumber menyebutkan bahwa “metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud” (Purwadarminta, 1985: 649).
Sehubungan dengan pentingnya metode dalam penelitian ilmiah, dalam penelitian ini pun perlu diterapkan metode yang jelas, tepat, dan pasti agar dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Maka pada pembahasan ini akan diuraikan mengenai unsur-unsur metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
A.    Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.  Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang hendak dikumpulkan adalah data yang bersifat kualitatif (data yang disajikan dalam bentuk kata dan kalimat). Sedangkan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam sebuah sumber, PTK didefinisikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan yang dilakukan oleh guru/dosen, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Wibawa, 2003:9).




B.     Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di STKIP Hamzanwadi Selong Tahun Pelajaran 2011/2012. Sedangkan untuk waktunya, penelitian ini direncanakan berlangsung antara awal April sampai dengan Juni 2012
.
C.    Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiwa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong serta para dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong. Adapun faktor yang diteliti adalah mahasiswa, dosen, dan penggunaan media OHP dalam proses belajar mengajar di kampus.

D.    Prosedur Penelitian
Rencana penelitian tindakan kelas ini direncanakan tiga siklus. Penelitian diawali dengan mengamati proses belajar mengajar di kelas. Peneliti mengumpulkan data berupa peristiwa atau kegiatan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Setelah data terkumpul mulai diadakan identifikasi masalah, dengan demikian dapat dibuat peta masalah dan deskripsi situasi.
Tahap berikutnya adalah pembuatan rencana tindakan sebagai alternatif pemecahan masalah, kemudian melaksanakan rencana tersebut serta melakukan pengamatan terhadap reaksi mahasiswa. Pada akhir pelaksanaan akan dilakukan refleksi secara menyeluruh seberapa jauh peningkatan minat belajar mahasiswa terhadap materi kuliah yang diajarkan oleh dosen yang menggunakan media OHP serta seberapa efektif penggunaan media OHP oleh dosen dalam proses belajar mengajar di kelas.

E.     Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mendapatkan data-data yang relevan, yakni angket, wawancara, dan observasi.
1.      Angket (Kuesioner)
Angket atau kuesioner adalah sebuah cara atau teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan menyebarkan sejumlah lembar kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden. Jadi, dalam penelitian ini teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan minat belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong tahun pelajaran 2011/2012, sebelum dan sesudah menggunakan media OHP dalam kegiatan belajar mengajarnya di kelas.
2.      Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai (nara sumber). Dalam penelitian ini, teknik wawancara berfungsi untuk mengumpulkan data tentang intensitas kehadiran dosen dan mahasiwa serta efektivitas penggunaan media OHP dalam kegiatan belajar mengajar di kelas oleh para dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong tahun pelajaran 2011/2012.
3.      Observasi
Observasi yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lokasi penelitian. Teknik observasi berfungsi untuk mengamati secara langsung penggunaan media OHP oleh dosen dalam kegiatan belajar mengajar dan pengaruh penggunaan media tersebut terhadap peningkatan minat belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong tahun pelajaran 2011/2012.

F.     Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang telah diperoleh dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti menggunakan beberapa kategori sebagai berikut:
1.      Kehadiran Individu
Kehadiran individu di kelas untuk mengikuti kuliah dapat menentukan tinggi rendahnya minat belajar yang dimiliki. Mahasiwa dikatakan berminat tinggi mengikuti pelajaran jika persentase kehadirannya selama satu semester adalah 80%.

2.      Kehadiran Dosen
Intensitas kehadiran dosen ikut menentukan tingkat minat belajar mahasiswa dikarenakan peran dosen disini adalah menjadi pembimbing dan salah satu dari sumber belajar bagi mahasiswa. Dosen dikatakan rajin masuk apabila persentase kehadirannya dalam satu semester adalah 80%.

3.      Intensitas Penggunaan Media OHP
Intensitas penggunaan media OHP dalam kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan titik tolak yang utama dari tujuan dilakukannya penelitian ini. Analisis dalam hal ini adalah mengenai efektivitas penggunaan media OHP oleh para dosen dalam mengajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong tahun pelajaran 2011/2012. Sehingga akan diketahui bahwa penggunaan media OHP dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa yang bersangkutan.

Tidak ada komentar: