Rabu, 18 Oktober 2017

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN BAHASA INDONESIA By MR T-Rex















Selasa, 21 Juni 2016


CONTOH PROPOSAL PENELITIAN BAHASA INDONESIA

PROPOSAL PENELITIAN  TINDAKAN KELAS (PTK)
BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Secara umum pengajaran bahasa Indonesia pada jenjang pendidikan ditujukan untuk membina dan mengembangkan keterampilan berbahasa Indonesia siswa. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dengan demikian, output yang diharapkan harus dimiliki siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia adalah terampil menyimak, berbicara, membaca, dan terampil menulis. Dari keempat keterampilan itu, salah satunya adalah menulis. Di dalam keterampilan menulis  terdapat materi mengenai menulis berita.
Peneliti melihat kemampuan siswa dalam menulis  berita sangat kurang. Ada banyak faktor yang mungkin menyebabkan hal itu, di antaranya siswa kurang tertarik akan materi tersebut. Kekurangtertarikan itu dapat diakibatkan oleh manfaat menulis berita belum diketahui siswa. Untuk memberikan pengalaman yang berarti bagi siswa dalam mempelajari materi menulis berita sebaiknya dilakukan dengan model pembelajaran yang tepat, menanggapi dengan baik terhadap isi berita membuat siswa lebih memiliki wawasan luas, dan lebih berani mengungkapkan pendapat serta kritik terhadap isi berita yang dibaca. Menanggapi berarti seseorang itu mengungkapkan ide/gagasan, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan lain-lain.
Kemampuan menulis berita tentu tidak begitu saja diperoleh siswa. Diperlukan proses belajar dengan model pembelajaran yang tepat. Dewasa ini, ada banyak pendekatan  pembelajaran, salah satunya Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Proses.
Berdasarkan dari uraian tersebut di atas, maka perlu adanya analisis secara ilmiah dengan melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Berita dengan Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas VIII MTs. Ma’arif Lasepang Kabupaten Bantaeng”.
B.           Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah, maka masalah yang akan dirumuskan pada penelitian ini adalah
1.      Apakah  pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan kemampuan menulis berita pada siswa kelas VIII Mts. Ma’arif Lasepang Kabupaten Bantaeng.
2.      Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis berita dengan menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Siswa Kelas VIII MTs. Ma’arif Lasepang Kabupaten Bantaeng.
C.     Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan masalah maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini  adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis berita dengan menggunakan pendekatan Keterampilan Proses siswa kelas VIII MTs. Ma’arif Lasepang Kabupaten Bantaeng.
D.  Manfaat Penelitian
Dengan tujuan seperti yang dikemukakan di atas, maka diharapkan penelitian dapat bermanfaat secara teoritis dan secara praktis.
1.      Secara teoritis, diharapkan memberikan sumbangan pemikiran terhadap peningkatan kemampuan menulis berita., dan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya bagi guru bidang studi bahasa indonesia, serta dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya.
2.      Secara praktis,  menjadi  informasi kepada calon guru atau guru bidang studi Bahasa Indonesia tentang bagaimana cara menggunakan pembelajaran pendekatan keterampilan proses.
E. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan dan memahami penulisan dalam penelitian ini, maka penulis akan mengemukakan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab pertama, Pendahuluan yang mencakup: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan;
Bab kedua, Kajian Pustaka dan Kerangka Pikir;
Bab ketiga, Metode Penelitian yang mencakup: Variable dan Desain Penelitian, Defenisi Operasianol Variable, Data dan Sumber Data, Teknik  Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data;
Bab keempat Penyajian Hasil Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian; 
Bab kelima, Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran serta dilengkapi dengan berbagai lampiran.
BAB II
KAJIAN  PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A.    Kajian  Pustaka
1.      Pengertian Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata “mampu”. Dalam bahasa Inggris kemampuan adalah “ability”. Selanjutnya Tarigan (1985:1) mengemukakan:
“Kompetensi atau kemampuan diartikan sebagai pengetahuan yang dipunyai pemakai bahasa tentang bahasanya dan nilai-nilai yang merupakan objek penting. Kemampuan adalah pengetahuan yang dimiliki oleh individu secara tidak sadar, secara diam-diam, secara instrinsik, intuisif dan terbatas.”
Selanjutnya Kamisa (1997:623) menyatakan,
“Kemampuan dapat didefinisikan sebagai keterampilan yang memerlukan kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kekayaan, dan disertai dengan tingkat latihan yang terus-menerus.”
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan diartikan sebagai kesanggupan atau kecakapan untuk melakukan sesuatu hal berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh individu secara diam-diam, secara instrinsik, intuitif, dan terbatas.
Menulis
2.      Pengertian Menulis
Menurut Weiss, (1990:45) menulis berarti menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca dan memahami makna yang dikandung lambang-lambang grafik tersebut.
Lerner (dalam Abdurrahman, 2003:224) mengemukakan bahwa menulis adalah menuangkan ide ke dalam suatu bentuk visual. Dari beberapa definisi tentang menulis, dapat disimpulkan:
1)      Menulis merupakan salah satu komponen sistem komunikasi;
2)      Menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa grafis; dan
3)      Menulis dilakukan untuk keperluan mencatat dan komunikasi.
Menulis yang merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa dapat diartikan sebagai  kemampuan seseorang untuk mengungkapkan pikiran dan ide kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri melalui tulisan.
Dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Menulis adalah rangkaian proses berpikir. Proses berpikir berkaitan erat dengan kegiatan penalaran. Penalaran yang baik dapat menghasilkan penalaran yang baik pula.
a.      Tujuan Pembelajaran Menulis
Pembelajaran  menulis  merupakan  suatu  kegiatan  yang  berencana  dan bertujuan.  Pembelajaran  menulis  terdapat  dalam  pembelajaran  keterampilan berbahasa di samping keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Keempat keterampilan  berbahasa  tersebut  dalam  pembelajaran  harus  mendapat  porsi  yang seimbang dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu serta intensif. 
Tujuan pembelajaran   menulis adalah membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara tertulis. Hal terpenting dalam kegiatan  menulis  bukan  panjang  tulisan  yang  dihasilkan  siswa,  melainkan kejelasan  isi  tulisan,  efisiensi  pemakaian,  dan  pemilihan  kata  atau  diksi.  Selama kegiatan  menulis  berlangsung,  siswa  perlu  disadarkan  bahwa  ada  berbagai kemungkinan cara penataan atau pemilihan kata. 
Pada  dasarnya  keterampilan  menulis  sangat  penting  dimiliki  siswa  MTs dalam mencapai kompetensi dasar. Para siswa sebagai pelajar akan lebih mudah  berpikir  kritis  dan  kreatif  dalam  pembelajaran  menulis  apabila  dilatih menulis  secara  rutin  dan  terus-menerus.  Pada  pembelajaran  menulis  ini,  siswa perlu  dilatih  untuk  menguasai  prinsip-prinsip  menulis  dan  berpikir.  Hal  itu dilaksanakan  guna  membantu  siswa  untuk  mencapai  maksud  dan  tujuannya.
Untuk  itulah,  keterampilan  menulis  diperoleh  dari  pengalaman  yang  berulang-ulang  melalui  latihan  terstruktur  dan  memotivasi  siswa  dari  fasilitator  yang profesional dan berkompeten.
Pembelajaran menulis merupakan salah satu bagian dari pembelajaran bahasa. Untuk dapat menyususn suatu karangan yang baik, diperlukan beberapa syarat, antara lain kemampuan berbahasa, pengetahuan struktur bahasa, kemampuan memilah, dan menentukan tema karangan serta harus banyak membaca dan berlatih.
Menurut D’Angelo (1980;25) tujuan penulisan itu dapat dibagi menjadi empat tujuan utama, yaitu:
1)      Tulisan yang bertujuan memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif.
2)      Tulisan yang bertujuan meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif.
3)      Tulisan yang bertujuan menghibur/menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer atau wacana kesastraan.
4)      Tulisan yang bertujuan mengekspresikan perasaan dan emosi disebut wacana ekspresif. (Salam, 2009. Pendidikan Penulisan Kreatif. Makassar: Badan Penerbit UNM Makassar
b.      Prinsip Pembelajaran Menulis
Menurut D’Angelo, (dalam Tarigan; 1986: 22) salah satu prinsip menulis yang penting harus dikuasai oleh penulis adalah penemuan, penyusunan, dan gaya memaparkan ide dalam bentuk tulisan.
Beberapa prinsip pembelajaran menulis Natia (dalam Rasnawati. 2011:12) sebagai berikut:
·         Dalam kegiatan menulis, siswa harus berdasar pada topik yang bermakna. Topik ini mengisyaratkan bahwa topik yang dipilih merupakan topik dipahami dan digemari oleh siswa. Dengan demikian mereka akan lancar dan termotivasi untuk menyelesaikan tulisannya dengan baik.
·         Menulis bukan kegiatan yang mudah. Prinsip ini mengisyaratkan agar keterampilan menulis diajarkan dalam konteks yang menyenangkan, khusus bagi pelajar pemula, mereka perlu mendapatkan pengenalan terbimbing tentang komposisi sederhana agar mereka bergairah menulis.
c.       Fungsi Menulis
Fungsi utama tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan, memperdalam daya tangkap kita, memecahkan masalah yang kita hadapi , menyusun urutan bagi pengalaman.
a) Fungsi Menulis Berdasarkan Kegunaan
1) Melukiskan
Dalam  hal  ini  dapat  menggambarkan  dan  mendeskripsikan  sesuatu,  baik menggambarkan  wujud  benda  atau  mendeskripsikan  keadaan  sehingga  pembaca dapat  membayangkan  secara  jelas  apa  yang  digambarkan  atau  dideskripsikan. Pembaca  seolah-olah  melihat  atau  mengalami  sendiri.  Fungsi  ini  terdapat  dalam karangan deskripsi.
2) Memberi Petunjuk 
Pemberian  petunjuk  dilakukan  apabila  ingin  berhasil  sesuai  dengan  yang diinginkan. Fungsi ini terdapat dalam resep atau pedoman.
3) Memerintahkan
Dalam  konteks  ini  menulis  berfungsi  untuk  memerintahkan  sesuatu  agar dilakukan. Fungsi ini terdapat dalam undang-undang atau peraturan.
4) Mengingat
Dengan  adanya  catatan  peristiwa,  keadaan,  dengan  tujuan  untuk mengingat  hal-hal  penting  agar  tidak  terlupakan.  Tulisan  ini  biasanya  terdapat dalam buku harian atau jurnal.
5) Korespondensi
Korespondens  yaitu  suatu  kegiatan  surat  menyurat  dengan  orang  lain untuk  memberitahukan,  menanyakan,  meminta  sesuatu,  dan  mengharap  agar orang yang dituju membalasnya. Fungsi ini terdapat dalam bentuk surat.
b) Fungsi Menulis Menurut Peranannya
1) Fungsi Penataan
Pada  waktu  menulis  terjadi  penataan  gagasan,  pendapat,  imajinasi,  dan lainnya serta terdapat penggunaan bahasa untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, pikiran,  gagasan,  pendapat,  imajinasi,  dan  lainnya  itu  mempunyai  wujud  yang tersusun.
2) Fungsi Pengawetan
Menulis dapat berfungsi untuk pengutaraan sesuatu dalam wujud dokumen tertulis, sering dokumen itu sangat berharga, misalnya mengungkapkan kehidupan pada masa lalu.
3) Fungsi Penciptaan
Dengan menulis kita menciptakan sesuatu yang baru atau sifatnya inovatif. Karya  sastra  menunjukan  fungsi  demikian.  Begitu  juga  karangan  filsafat  dan keilmuan, ada yang menunjukan fungsi penciptaan.
4) Fungsi Penyampaian
Penyampaian  dapat  terjadi  bukan  saja  kepada  orang  yang  berdekatan tempatnya, melainkan juga kepada orang yang berjauhan, malah penyampaian itu dapat terjadi pada masa yang berlainan.
d.      Menulis sebagai Proses
Akhadiah, dkk. (dalam Rasnawati, 2011:54) menyatakan bahwa kegiatan menulis adalah sebuah proses, yaitu proses penulisan. Ini berarti bahwa kita melakukan kegiatan menulis dalam beberapa tahap, yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi.
e.       Manfaat Menulis
Manfaat menulis menurut Dr. Pennebaker antara lain:
a)      Menulis menjernihkan pikiran.
b)      Menulis mengatasi trauma yang menghalangi penyelesaian tugas-tugas penting.
c)      Menulis membantu dalam mendapatkan dan mengingat informasi baru.
d)     Menulis membantu memecahkan masalah.
e)      Menulis-bebas membantu kita ketika terpaksa harus menulis.
3.      Berita
a.      Pengertian Berita
Semua yang disajikan dalam media dapat disebut berita. Ini disebabkan fungsi media memang menyampaikan informasi atau pemberitahuan kepada masyarakat umum. Berita dapat kita temukan di mana-mana. Setiap saat radio, televisi, media cetak (surat kabar, majalah) dan internet menyajikan berita yang sangat beragam. Berita tersebut tidak hanya menyampaikan kejadian-kejadian yang terjadi di dalam negeri, tetapi juga yang terjadi di luar negeri. Berita-berita itu dapat kita dengar dan nonton dengan mudah.
Nancy Nasution mendefinisikan berita sebagai laporan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi, yang ingin diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat aktual, terjadi di lingkungan pembaca, mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwa tersebut berpengaruh terhadap pembaca (Dalam Basuki 1983:1).
W.J.S. Purwadarminta, mengemukakan bahwa berita adalah laporan tentang satu kejadian terbaru. dari pengertian ini menimbulkan pendapat bahwa tidak semua yang tertulis dalam surat kabar atau majalah bisa disebut sebagai berita. Dengan kata lain, sebuah peristiwa tidak akan pernah menjadi sebuah berita bila peristiwa tersebut tidak dilaporkan.
b.  Jenis-jenis Berita
Maryono Basuki membagi berita berdasarkan: (1) sifat kejadian; (2) masalah yang dicakup; (3) lingkup pemberitaan; dan (4) sifat pemberitaan (Basuki 1983:5).
a)      Berdasarkan sifat kejadiannya, berita dibagi empat:
(a)    Berita yang sudah diduga akan terjadi. Misalnya: wawancara seorang wartawan dengan Gunawan Muhammad yang tampil dalam sebuah seminar.
(b)   Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak sontak. Misalnya: peristiwa kebakaran pasar sentral Makassar.
(c)    Berita tentang peristiwa yang direncanakan terjadi. Misalnya: peristiwa peringatan hari Pahlawan setiap 10 November.
(d)   Berita tentang gabungan peristiwa terduga dan tidak terduga. Misalnya: peristiwa percobaan pembunuhan kepala negara pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
b)      Berdasarkan masalah yang dicakup:
Masalah di sini biasanya merujuk pada aspek kehidupan yang ada di tenga-tengah masyarakat. Secara umum, terdapat empat aspek kehidupan manusia, yaitu: aspek sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan.
c)      Berdasarkan lingkup pemberitaan, berita dibagi menjadi empat bagian: yaitu lokal, regional, nasional, dan internasional. Sebuah berita disebut berlingkup lokal kalau peristiwa yang dilaporkannya terjadi di sebuah kabupaten dan akibatnya hanya dirasakan di daerah itu, di kabupaten lain dalam propinsi yang sama. Sebuah berita disebut berlingkup nasional kalau pelaporan peristiwa yang terjadi di satu negara dapat dirasakan di negara lain.
d)     Berdasarkan sifat pemberitaan. Sifat berita bisa dilihat dari isinya.
Ada isi berita yang memberitahu, mendidik, menghibur, memberikan contoh, mempengaruhi, dan sebagainya.
c.       Teknik Penulisan Berita
Teknik penulisan berita lebih dikenal dengan sebutan piramida terbalik.
1)      Teras berita. Bagian ini biasanya berisi judul berita dan pengantar berita atau lead.
2)      Tubuh berita. Bagian ini berisi isi atau informasi utama. Biasanya memuat jawaban dari pertanyaan 5W + 1H.
3)      Penutup berita. Bagian ini berisi informasi tambahan untuk memperkuat informasi pada bagian tubuh berita.
d.   Unsur-unsur  Berita
Berikut ini akan dijelaskan unsur-unsur berita surat kabar satu per satu.
a)      What
What artinya apa. Kata “apa” dimaksudkan adalah setelah membaca berita, siswa mengetahui apa yang diceritakan pada berita tersebut. Misalnya isi berita bercerita tentang peristiwa erosi, maka yang ditekankan pada berita persoalan apa saja yang dibicarakan dalam peristiwa tersebut.
b)       Who
Who berarti siapa, yakni siapa yang menjadi palaku erosi dari berita tersebut. Jika isi berita mengetengahkan penebangan hutan dan siapa yang menanggung akibatnya kelak.
c)      Why
Why artinya mengapa. Kata “mengapa” dimaksudkan adalah bahwa isi berita harus mampu menceritakan mengapa peristiwa erosi bisa terjadi. Pada berita tentang penebangan hutan, maka yang dituntut kepada pembaca adalah mengapa peristiwa penebangan itu bisa terjadi.
d)      Where
Where artinya dimana. Pada unsur ini yang ditekankan pada isi berita adalah menceritakan dimana peristiwa terjadi.
e)      When
When artinya kapan. Pada unsur ini yang ditekankan pada isi berita adalah menceritakan kapan peristiwa itu terjadi.
f)         How
How artinya bagaimana, yakni bagaimana peristiwa itu terjadi. Pada unsur ini yang ditekankan dari surat kabar adalah memberitahukan secara kronologis suatu peristiwa berlangsung dengan bahasa singkat dan padat.
e.       Menulis Berita
Berita ditulis karena ada sebuah peristiwa atau kejadian. Sebuah berita memuat jawaban dari enam kata tanya. Rumus yang lebih dikenal dengan sebutan  5W + 1H, yaitu what (apa), who (siapa), when (kapan), where (di mana), why (mengapa), dan how (bagaimana). Jadi, untuk menulis berita, cukup mengurutkan peristiwa-peristiwa itu menurut kata tanya.
4.      Pendekatan Keterampilan Prosess
Pendekatan adalah cara memulai sesuatu. Pendekatan dalam pembelajaran menulis adalah seperangkat asumsi tentang hakikat menulis, pengajaran menulis dan proses belajar menulis.
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Keterampilan proses meliputi keterampilan intelektual, keterampilan sosial, dan keterampilan fisik. Keterampilan proses berfungsi sebagai alat menemukan dan mengembangkan konsep.
Konsep yang telah ditemukan atau dikembangkan berfungsi pula sebagai penunjang keterampilan proses. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan pengembangan konsep dalam proses belajar mengajar menghasilkan sikap dan nilai dalam diri siswa. Tanda-tandanya terlihat pada diri siswa seperti teliti, kreatif, kritis, objektif, tenggang rasa, bertanggung jawab, jujur, terbuka, dapat bekerja sama, rajin, dan sebagainya.
Keterampilan proses dibangun sejumlah keterampilan-keterampilan. Karena itu pencapainnya atau pengembangannya dilaksanakan dalam setiap proses belajar mengajar dalam semua mata pelajaran. Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik sendiri. Karena itu dalam penjabaran keterampilan proses dapat berbeda pada setiap mata pelajaran.
Pendekatan ini merupakan pemberian/menumbuhkan kemampuan-kemampuan dasar untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang meliputi beberapa kemampuan seperti:
a. Kemampuan mengamati
b. Kemampuan mengklasifikasi
c. Kemampuan menemukan hubungan
d. Kemampuan membuat prediksi
e. Kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data
f. Kemampuan mengkomunikasikan hasil
Keterampilan proses berkaitan dengan kemampuan. Oleh karena itu penerapan keterampilan proses diletakkan dalam kompetensi dasar. Keterampilan proses juga dikenali pada instruksi yang disampaikan oleh guru kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu.
Rasnaawati, 2011:48 mendefinisikan Proses pembelajaran sebagai peristiwa yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar.  Proses itu sendiri menyangkut perubahan aspek-aspek tingkah laku seperti pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Suatu pengajaran yang menggunakan keterampilan proses berarti pengajaran itu berusaha menempatkan keterampilan peserta didik pada posisinya yang amat penting.  Dengan kata lain, pembelajaran dengan menggunakan keterampilan proses merupakan wahana pengembangan keterampilan intelektual, sosial, emosional, dan fisik peserta didik yang pada prinsipnya keterampilan tersebut telah ada pada diri mereka sendiri.
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesis, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Peenggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar.
Pendekatan keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki siswa sebagaimana uraian  berikut:
·         Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan.
·         Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekadar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Di sisi lain siswa merasa bahagia sebab mereka aktif dan tidak menjadi pembelajar yang pasif.
·         Menggunakan keterampilan proses untuk mengajarkan ilmu penetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus. (Dimyati dan Mudjiono, 2006:26)
B.     Kerangka Pikir
Berdasarkan kurikulum 2006 (KTSP), pembelajaran bahasa indonesia menuntut siswa mampu menguasai keterampilan berbahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satunya adalah terampil menulis berita.
Dalam pendekatan proses, pembelajaran menekankan pada proses belajar kontuktivis yang berbasis mengembangkan keterampilan intelektual, sosial dan fisik dari kemampuan yang ada dalam diri siswa mulai tahap prapenulisan, tahap menulis, dan tahap perevisian. Kegiatan pramenulis dengan pendekatan proses, yaitu menemukaan ide ( tema dan judul berita). Kegiatan tahap menulis dengan pendekatan proses, yaitu keterampilan mengamati pada objek atau mengidentifikasi masalah, keterampilan mengklasifikasikan data hasil pengamatan dalam bentuk kalimat, keterampilan mengomunikasikan dan mengembangkan berita sebagai hasil pengamatan. Kegiatan pascamenulis dengan pendekatan proses, yaitu keterampilan sisa mengukur dan menilai hasil pengamatan dan wujud berita.



BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Variabel dan Desain Penelitian
1.      Variabel Penelitian
Penelitian ini berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Berita Dengan Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas VIII MTs. Ma’arif Lasepang Kabupaten Bantaeng, maka yang menjadi variabel adalah kemampuan menulis berita dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.
2.      Desain Penelitian
Jenis penelitian yang direncanakan adalah penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menulis berita kelas VIII MTs Ma’arif Lasepang Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini bersifat kolaboratoris yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam kegiatan menulis berita melalui penilaian berbasis kelas. Penelitian tindakan kelas sebagai bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif dan spiral, memiliki tujuan untuk memperbaiki sistem dan metode kerja, proses isi, prestasi belajar atau kompetensi, dan situasi (Arikunto dkk, 2008:104).
B.     Definisi Operasional Variabel
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran mengenai variabel dalam penelitian ini, maka peneliti memperjelas definisi operasional variabel yang dimaksud.
Kemampuan menulis berita dengan menggunakan keterampilan proses adalah kajian tentang pendekatan keterampilan proses, pembelajaran menekankan pada proses belajar kontuktivis yang berbasis mengembangkan keterampilan intelektual, sosial dan fisik dari kemampuan yang ada dalam diri siswa mulai tahap prapenulisan, tahap menulis, dan tahap perevisian. Kegiatan pramenulis dengan pendekatan proses, yaitu menemukaan ide ( tema dan judul berita). Kegiatan tahap menulis dengan pendekatan proses, yaitu keterampilan mengamati pada objek atau mengidentifikasi masalah, keterampilan mengklasifikasikan data hasil pengamatan dalam bentuk kalimat, keterampilan mengomunikasikan dan mengembangkan berita sebagai hasil pengamatan. Kegiatan pascamenulis dengan pendekatan proses, yaitu keterampilan sisa mengukur dan menilai hasil pengamatan dan wujud berita.
C.    Data dan Sumber Data
1.      Data
Data penelitian ini difokuskan pada dua penilaian yakni penilaian proses dan penilaian hasil belajar.
1)      Penilaian proses
Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan skala bertingkat dengan kategori 1 kurang, 2 cukup, 3 baik, 4 sangat baik. Aspek yang dinilai yakni tingkat pemahaman siswa (kognitif), sikap atau nilai-nilai (afektif), perhatian siswa, antusias dalam belajar, aktivitas siswa mengikuti pelajaran, kepercayaan diri, dan motivasi belajar.
2)      Penilaian Hasil
Dalam melaksanakan penilaian hasil pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis berita dengan menggunakan keterampilan proses pada siswa kelas VII MTs Ma’arif Lasepang Kabupaten Bantaeng dapat ditentukan dengan menetapkan kriteria, indikator, dan kualifikasi hasil.
Kriteria yang dijadikan indikator dalam peningkatan kemampuan menulis berita siswa adalah, (1) ejaan dan tanda baca, (2) kesesuaian isi, (3) diksi, (4) kesesuaian dengan objek yang di tulis. Untuk menentukan keberhasilan siswa dalam menulis berita dengan menggunakan keterampilan proses  akan dibuat presentase
Aspek Penilaian



No.  Nama Siswa  Ejaan dan     kesesuaian isi   pilihan kata   kesesuaian objek
                           Tanda baca



       Skor               25                 25                 25                    25

                                                                                                                                                      
2.      Sumber Data
Pada dasarnya sumber data penelitian ini adalah penilaian proses dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs. Ma’arif lasepang pada kemampuan menulis berita dengan pendekatan keterampilan proses.
D.    Teknik Pengumpulan Data
Adapun langkah-langkah (prosedur) pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:  
1)      Peneliti melakukan observasi lapangan untuk mengetahui jumlah dan keadaan siswa;
2)      Peneliti memberikan tindakan berupa penerapan pendekatan keterampilan proses;
3)      Melakukan observasi lanjutan dan memberikan soal-soal untuk menguji kemampuan siswa dalam menulis berita;
4)      Memberi skor hasil soal-soal yang dikerjakan siswa.
5)      Pada akhirnya peneliti melakukan kegiatan analisis data.
E.     Teknik Analisis data
Untuk mengolah data yang dikumpulkan, digunakan teknik deskriftif kuantitatif adalah menghitung presentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P=  R   x 100 %
      N
Keterangan:
P= Hasil presentase
R= Skor perolehan
N= skor maksimal ( Nurgiantoro, 1988:307)

1 komentar:

Intano mengatakan...

Daftar pustakanya tidak ada ya?