Selasa, 21 Juni 2016
CONTOH PROPOSAL PENELITIAN BAHASA INDONESIA
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum pengajaran bahasa Indonesia pada
jenjang pendidikan ditujukan untuk membina dan mengembangkan keterampilan
berbahasa Indonesia siswa. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis. Dengan demikian, output yang diharapkan harus
dimiliki siswa pada
pembelajaran bahasa
Indonesia adalah terampil menyimak, berbicara, membaca, dan terampil menulis.
Dari keempat keterampilan itu, salah satunya adalah menulis. Di dalam keterampilan menulis
terdapat materi mengenai menulis
berita.
Peneliti melihat kemampuan siswa
dalam menulis berita
sangat kurang. Ada banyak faktor yang mungkin menyebabkan hal itu, di antaranya
siswa kurang tertarik akan materi tersebut. Kekurangtertarikan itu dapat
diakibatkan oleh manfaat menulis berita belum diketahui siswa.
Untuk memberikan pengalaman yang berarti bagi siswa dalam mempelajari materi menulis
berita sebaiknya
dilakukan dengan model pembelajaran yang tepat, menanggapi dengan baik terhadap
isi berita membuat siswa lebih memiliki wawasan luas, dan lebih berani
mengungkapkan pendapat serta kritik terhadap isi berita yang dibaca. Menanggapi
berarti seseorang itu mengungkapkan ide/gagasan, pendapat, persetujuan,
keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan lain-lain.
Kemampuan menulis berita tentu tidak
begitu saja diperoleh siswa. Diperlukan proses belajar dengan model
pembelajaran yang tepat. Dewasa ini, ada banyak pendekatan
pembelajaran, salah satunya Pendekatan Pembelajaran Keterampilan
Proses.
Berdasarkan dari uraian tersebut di atas,
maka perlu adanya analisis secara ilmiah dengan melakukan penelitian dengan
judul “Peningkatan
Kemampuan Menulis Berita dengan Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Pada
Siswa Kelas VIII MTs. Ma’arif Lasepang Kabupaten Bantaeng”.
B.
Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah, maka
masalah yang akan dirumuskan pada penelitian ini adalah
1.
Apakah pendekatan keterampilan proses
dapat meningkatkan kemampuan menulis berita pada siswa kelas VIII Mts. Ma’arif
Lasepang Kabupaten Bantaeng.
2.
Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis berita dengan
menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Siswa Kelas VIII MTs.
Ma’arif Lasepang Kabupaten Bantaeng.
C. Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan masalah maka tujuan
yang ingin di capai dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam menulis
berita dengan
menggunakan pendekatan Keterampilan Proses siswa kelas VIII
MTs. Ma’arif Lasepang Kabupaten Bantaeng.
D. Manfaat Penelitian
Dengan tujuan seperti
yang dikemukakan di atas, maka diharapkan penelitian dapat bermanfaat secara
teoritis dan
secara praktis.
1.
Secara teoritis,
diharapkan memberikan sumbangan pemikiran terhadap peningkatan kemampuan
menulis berita., dan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya bagi
guru bidang studi bahasa indonesia, serta dapat dijadikan dasar untuk
penelitian selanjutnya.
2.
Secara praktis, menjadi informasi
kepada calon guru atau guru bidang studi Bahasa Indonesia tentang bagaimana
cara menggunakan pembelajaran pendekatan
keterampilan proses.
E. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan dan memahami
penulisan dalam penelitian ini, maka penulis akan mengemukakan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab pertama, Pendahuluan yang mencakup: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, dan Sistematika Penulisan;
Bab kedua, Kajian
Pustaka dan Kerangka Pikir;
Bab ketiga, Metode
Penelitian yang mencakup: Variable
dan Desain Penelitian, Defenisi Operasianol Variable, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data;
Bab keempat Penyajian Hasil Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian;
Bab kelima, Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran serta
dilengkapi dengan berbagai lampiran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
DAN KERANGKA PIKIR
A.
Kajian Pustaka
1.
Pengertian Kemampuan
Kemampuan
berasal dari kata “mampu”. Dalam bahasa Inggris kemampuan adalah “ability”.
Selanjutnya Tarigan (1985:1) mengemukakan:
“Kompetensi atau
kemampuan diartikan sebagai pengetahuan yang dipunyai pemakai bahasa tentang
bahasanya dan nilai-nilai yang merupakan objek penting. Kemampuan adalah
pengetahuan yang dimiliki oleh individu secara tidak sadar, secara diam-diam,
secara instrinsik, intuisif dan terbatas.”
Selanjutnya Kamisa (1997:623) menyatakan,
“Kemampuan dapat
didefinisikan sebagai keterampilan yang memerlukan kesanggupan, kecakapan,
kekuatan, kekayaan, dan disertai dengan tingkat latihan yang terus-menerus.”
Dari pendapat-pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan diartikan sebagai kesanggupan atau
kecakapan untuk melakukan sesuatu hal berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
oleh individu secara diam-diam, secara instrinsik, intuitif, dan terbatas.
Menulis
2.
Pengertian
Menulis
Menurut Weiss, (1990:45) menulis berarti
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik suatu bahasa yang dipahami
seseorang, sehingga orang lain dapat membaca dan memahami makna yang dikandung
lambang-lambang grafik tersebut.
Lerner (dalam Abdurrahman, 2003:224)
mengemukakan bahwa menulis adalah menuangkan ide ke dalam suatu bentuk visual.
Dari beberapa definisi tentang menulis, dapat disimpulkan:
1) Menulis merupakan salah satu komponen
sistem komunikasi;
2) Menulis adalah menggambarkan pikiran,
perasaan, dan ide ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa grafis; dan
3) Menulis dilakukan untuk keperluan mencatat
dan komunikasi.
Menulis yang merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa
dapat diartikan sebagai kemampuan
seseorang untuk mengungkapkan pikiran dan ide kepada orang lain atau kepada
dirinya sendiri melalui tulisan.
Dapat
disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan
menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Menulis adalah rangkaian proses
berpikir. Proses berpikir berkaitan erat dengan kegiatan penalaran. Penalaran
yang baik dapat menghasilkan penalaran yang baik pula.
a.
Tujuan
Pembelajaran Menulis
Pembelajaran
menulis merupakan suatu kegiatan yang berencana
dan bertujuan. Pembelajaran menulis terdapat
dalam pembelajaran keterampilan berbahasa di samping keterampilan
menyimak, berbicara, dan membaca. Keempat keterampilan berbahasa
tersebut dalam pembelajaran harus mendapat
porsi yang seimbang dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu
serta intensif.
Tujuan pembelajaran
menulis adalah membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi secara tertulis. Hal terpenting dalam kegiatan
menulis bukan panjang tulisan yang
dihasilkan siswa, melainkan kejelasan isi
tulisan, efisiensi pemakaian, dan pemilihan
kata atau diksi. Selama kegiatan menulis
berlangsung, siswa perlu disadarkan bahwa
ada berbagai kemungkinan cara penataan atau pemilihan kata.
Pada
dasarnya keterampilan menulis sangat penting
dimiliki siswa MTs dalam mencapai kompetensi dasar. Para siswa
sebagai pelajar akan lebih mudah berpikir kritis dan
kreatif dalam pembelajaran menulis apabila
dilatih menulis secara rutin dan terus-menerus.
Pada pembelajaran menulis ini, siswa perlu
dilatih untuk menguasai prinsip-prinsip menulis
dan berpikir. Hal itu dilaksanakan guna membantu
siswa untuk mencapai maksud dan tujuannya.
Untuk
itulah, keterampilan menulis diperoleh dari
pengalaman yang berulang-ulang melalui latihan
terstruktur dan memotivasi siswa dari
fasilitator yang profesional dan berkompeten.
Pembelajaran menulis merupakan salah satu bagian dari pembelajaran
bahasa. Untuk dapat menyususn suatu karangan yang baik, diperlukan beberapa
syarat, antara lain kemampuan berbahasa, pengetahuan struktur bahasa, kemampuan
memilah, dan menentukan tema karangan serta harus banyak membaca dan berlatih.
Menurut D’Angelo (1980;25) tujuan penulisan
itu dapat dibagi menjadi empat tujuan utama, yaitu:
1) Tulisan yang bertujuan memberitahukan atau
mengajar disebut wacana informatif.
2) Tulisan yang bertujuan meyakinkan atau
mendesak disebut wacana persuasif.
3) Tulisan yang bertujuan
menghibur/menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan
literer atau wacana kesastraan.
4) Tulisan yang bertujuan mengekspresikan
perasaan dan emosi disebut wacana ekspresif. (Salam, 2009. Pendidikan
Penulisan Kreatif. Makassar: Badan Penerbit UNM Makassar
b.
Prinsip
Pembelajaran Menulis
Menurut D’Angelo, (dalam Tarigan; 1986: 22)
salah satu prinsip menulis yang penting harus dikuasai oleh penulis adalah
penemuan, penyusunan, dan gaya memaparkan ide dalam bentuk tulisan.
Beberapa prinsip pembelajaran menulis Natia (dalam Rasnawati.
2011:12) sebagai berikut:
·
Dalam kegiatan
menulis, siswa harus berdasar pada topik yang bermakna. Topik ini
mengisyaratkan bahwa topik yang dipilih merupakan topik dipahami dan digemari
oleh siswa. Dengan demikian mereka akan lancar dan termotivasi untuk
menyelesaikan tulisannya dengan baik.
·
Menulis bukan
kegiatan yang mudah. Prinsip ini mengisyaratkan agar keterampilan menulis
diajarkan dalam konteks yang menyenangkan, khusus bagi pelajar pemula, mereka
perlu mendapatkan pengenalan terbimbing tentang komposisi sederhana agar mereka
bergairah menulis.
c.
Fungsi Menulis
Fungsi
utama tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis
sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan kita merasakan dan menikmati
hubungan, memperdalam daya tangkap kita, memecahkan masalah yang kita hadapi ,
menyusun urutan bagi pengalaman.
a) Fungsi Menulis
Berdasarkan Kegunaan
1) Melukiskan
Dalam hal ini dapat menggambarkan dan
mendeskripsikan sesuatu, baik menggambarkan wujud
benda atau mendeskripsikan keadaan sehingga
pembaca dapat membayangkan secara jelas apa
yang digambarkan atau dideskripsikan. Pembaca
seolah-olah melihat atau mengalami sendiri.
Fungsi ini terdapat dalam karangan deskripsi.
2) Memberi Petunjuk
Pemberian petunjuk dilakukan
apabila ingin berhasil sesuai dengan yang
diinginkan. Fungsi ini terdapat dalam resep atau pedoman.
3) Memerintahkan
Dalam konteks ini menulis berfungsi
untuk memerintahkan sesuatu agar dilakukan. Fungsi ini
terdapat dalam undang-undang atau peraturan.
4) Mengingat
Dengan adanya catatan peristiwa, keadaan,
dengan tujuan untuk mengingat hal-hal penting
agar tidak terlupakan. Tulisan ini biasanya
terdapat dalam buku harian atau jurnal.
5) Korespondensi
Korespondens yaitu suatu kegiatan surat
menyurat dengan orang lain untuk memberitahukan,
menanyakan, meminta sesuatu, dan mengharap agar
orang yang dituju membalasnya. Fungsi ini terdapat dalam bentuk surat.
b) Fungsi Menulis Menurut Peranannya
1) Fungsi Penataan
Pada waktu menulis terjadi penataan
gagasan, pendapat, imajinasi, dan lainnya serta terdapat penggunaan
bahasa untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, pikiran, gagasan,
pendapat, imajinasi, dan lainnya itu mempunyai
wujud yang tersusun.
2) Fungsi Pengawetan
Menulis dapat berfungsi untuk pengutaraan sesuatu dalam wujud dokumen
tertulis, sering dokumen itu sangat berharga, misalnya mengungkapkan kehidupan
pada masa lalu.
3) Fungsi Penciptaan
Dengan menulis kita menciptakan sesuatu yang baru atau sifatnya inovatif.
Karya sastra menunjukan fungsi demikian.
Begitu juga karangan filsafat dan keilmuan, ada yang
menunjukan fungsi penciptaan.
4) Fungsi Penyampaian
Penyampaian
dapat terjadi bukan saja kepada orang
yang berdekatan tempatnya, melainkan juga kepada orang yang berjauhan,
malah penyampaian itu dapat terjadi pada masa yang berlainan.
d.
Menulis sebagai
Proses
Akhadiah, dkk. (dalam Rasnawati, 2011:54) menyatakan bahwa kegiatan
menulis adalah sebuah proses, yaitu proses penulisan. Ini berarti bahwa kita
melakukan kegiatan menulis dalam beberapa tahap, yakni tahap prapenulisan,
tahap penulisan, dan tahap revisi.
e. Manfaat Menulis
Manfaat menulis menurut Dr. Pennebaker antara lain:
a) Menulis menjernihkan pikiran.
b) Menulis mengatasi trauma yang menghalangi
penyelesaian tugas-tugas penting.
c) Menulis membantu dalam mendapatkan dan mengingat
informasi baru.
d) Menulis membantu memecahkan masalah.
e) Menulis-bebas membantu kita ketika terpaksa
harus menulis.
3. Berita
a. Pengertian Berita
Semua yang disajikan dalam media dapat
disebut berita. Ini disebabkan fungsi media memang menyampaikan informasi atau
pemberitahuan kepada masyarakat umum. Berita dapat kita temukan di mana-mana.
Setiap saat radio, televisi, media cetak (surat kabar, majalah) dan internet
menyajikan berita yang sangat beragam. Berita tersebut tidak hanya menyampaikan
kejadian-kejadian yang terjadi di dalam negeri, tetapi juga yang terjadi di
luar negeri. Berita-berita itu dapat kita dengar dan nonton dengan mudah.
Nancy Nasution mendefinisikan berita sebagai laporan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi, yang ingin
diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat aktual, terjadi di lingkungan pembaca,
mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwa tersebut berpengaruh terhadap pembaca
(Dalam Basuki 1983:1).
W.J.S. Purwadarminta, mengemukakan bahwa
berita adalah laporan tentang satu kejadian terbaru. dari pengertian ini
menimbulkan pendapat bahwa tidak semua yang tertulis dalam surat kabar atau
majalah bisa disebut sebagai berita. Dengan kata lain, sebuah peristiwa tidak
akan pernah menjadi sebuah berita bila peristiwa tersebut tidak dilaporkan.
b.
Jenis-jenis Berita
Maryono Basuki membagi berita
berdasarkan: (1) sifat kejadian; (2) masalah yang dicakup; (3) lingkup
pemberitaan; dan (4) sifat pemberitaan (Basuki 1983:5).
a)
Berdasarkan sifat kejadiannya,
berita dibagi empat:
(a)
Berita yang sudah diduga akan
terjadi. Misalnya: wawancara seorang wartawan dengan Gunawan Muhammad yang
tampil dalam sebuah seminar.
(b)
Berita tentang peristiwa yang terjadi
mendadak sontak. Misalnya: peristiwa kebakaran pasar sentral Makassar.
(c)
Berita tentang peristiwa yang
direncanakan terjadi. Misalnya: peristiwa peringatan hari Pahlawan setiap 10
November.
(d)
Berita tentang gabungan peristiwa
terduga dan tidak terduga. Misalnya: peristiwa percobaan pembunuhan kepala
negara pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
b)
Berdasarkan masalah yang dicakup:
Masalah di sini biasanya merujuk
pada aspek kehidupan yang ada di tenga-tengah masyarakat. Secara umum, terdapat
empat aspek kehidupan manusia, yaitu: aspek sosial, ekonomi, politik, dan
kebudayaan.
c) Berdasarkan
lingkup pemberitaan, berita dibagi menjadi empat bagian: yaitu lokal, regional, nasional, dan
internasional. Sebuah berita disebut berlingkup lokal kalau peristiwa yang
dilaporkannya terjadi di sebuah kabupaten dan akibatnya hanya dirasakan di
daerah itu, di kabupaten lain dalam propinsi
yang sama. Sebuah berita disebut berlingkup nasional kalau pelaporan peristiwa
yang terjadi di satu negara dapat dirasakan di negara lain.
d)
Berdasarkan
sifat pemberitaan. Sifat berita bisa dilihat dari isinya.
Ada isi berita yang memberitahu, mendidik, menghibur, memberikan contoh, mempengaruhi, dan sebagainya.
Ada isi berita yang memberitahu, mendidik, menghibur, memberikan contoh, mempengaruhi, dan sebagainya.
c. Teknik Penulisan Berita
Teknik penulisan berita lebih dikenal
dengan sebutan piramida terbalik.
1) Teras berita. Bagian ini biasanya berisi
judul berita dan pengantar berita atau lead.
2) Tubuh berita. Bagian ini berisi isi atau
informasi utama. Biasanya memuat jawaban dari pertanyaan 5W + 1H.
3) Penutup berita. Bagian ini berisi informasi
tambahan untuk memperkuat informasi pada bagian tubuh berita.
d. Unsur-unsur Berita
Berikut
ini akan dijelaskan unsur-unsur berita surat kabar satu per satu.
a)
What
What artinya apa. Kata “apa”
dimaksudkan adalah setelah membaca berita, siswa mengetahui apa yang
diceritakan pada berita tersebut. Misalnya isi berita bercerita tentang
peristiwa erosi, maka yang ditekankan pada berita persoalan apa saja yang
dibicarakan dalam peristiwa tersebut.
b)
Who
Who berarti siapa, yakni
siapa yang menjadi palaku erosi dari berita tersebut. Jika isi berita
mengetengahkan penebangan hutan dan siapa yang menanggung akibatnya kelak.
c)
Why
Why artinya mengapa. Kata
“mengapa” dimaksudkan adalah bahwa isi berita harus mampu menceritakan mengapa
peristiwa erosi bisa terjadi. Pada berita tentang penebangan hutan, maka yang
dituntut kepada pembaca adalah mengapa peristiwa penebangan itu bisa terjadi.
d)
Where
Where artinya dimana. Pada
unsur ini yang ditekankan pada isi berita adalah menceritakan dimana peristiwa
terjadi.
e)
When
When artinya kapan. Pada
unsur ini yang ditekankan pada isi berita adalah menceritakan kapan peristiwa
itu terjadi.
f)
How
How artinya bagaimana,
yakni bagaimana peristiwa itu terjadi. Pada unsur ini yang ditekankan dari
surat kabar adalah memberitahukan secara kronologis suatu peristiwa berlangsung
dengan bahasa singkat dan padat.
e.
Menulis Berita
Berita
ditulis karena ada sebuah peristiwa atau kejadian. Sebuah berita memuat jawaban
dari enam kata tanya. Rumus yang lebih dikenal dengan sebutan 5W + 1H, yaitu what (apa), who (siapa), when
(kapan), where (di mana), why (mengapa), dan how (bagaimana). Jadi, untuk
menulis berita, cukup mengurutkan peristiwa-peristiwa itu menurut kata tanya.
4.
Pendekatan
Keterampilan Prosess
Pendekatan adalah cara memulai sesuatu. Pendekatan dalam
pembelajaran menulis adalah seperangkat asumsi tentang hakikat menulis, pengajaran menulis dan proses belajar menulis.
Pendekatan
keterampilan proses adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang
berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan
hasil belajar. Keterampilan proses meliputi keterampilan intelektual,
keterampilan sosial, dan keterampilan fisik. Keterampilan proses berfungsi
sebagai alat menemukan dan mengembangkan konsep.
Konsep
yang telah ditemukan atau dikembangkan berfungsi pula sebagai penunjang
keterampilan proses. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan
pengembangan konsep dalam proses belajar mengajar menghasilkan sikap dan nilai
dalam diri siswa. Tanda-tandanya terlihat pada diri siswa seperti teliti,
kreatif, kritis, objektif, tenggang rasa, bertanggung jawab, jujur, terbuka,
dapat bekerja sama, rajin, dan sebagainya.
Keterampilan
proses dibangun sejumlah keterampilan-keterampilan. Karena itu pencapainnya
atau pengembangannya dilaksanakan dalam setiap proses belajar mengajar dalam
semua mata pelajaran. Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik sendiri.
Karena itu dalam penjabaran keterampilan proses dapat berbeda pada setiap mata
pelajaran.
Pendekatan
ini merupakan pemberian/menumbuhkan kemampuan-kemampuan dasar untuk memperoleh
pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang meliputi beberapa kemampuan
seperti:
a. Kemampuan mengamati
b. Kemampuan mengklasifikasi
c. Kemampuan menemukan hubungan
d. Kemampuan membuat prediksi
e. Kemampuan mengumpulkan dan
menganalisis data
f. Kemampuan mengkomunikasikan hasil
Keterampilan proses berkaitan dengan
kemampuan. Oleh karena itu penerapan keterampilan proses diletakkan dalam
kompetensi dasar. Keterampilan proses juga dikenali pada instruksi yang
disampaikan oleh guru kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu.
Rasnaawati, 2011:48 mendefinisikan
Proses pembelajaran sebagai peristiwa yang menyediakan berbagai kesempatan bagi
peserta didik untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Proses itu sendiri menyangkut perubahan
aspek-aspek tingkah laku seperti pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Suatu
pengajaran yang menggunakan keterampilan proses berarti pengajaran itu berusaha
menempatkan keterampilan peserta didik pada posisinya yang amat penting. Dengan kata lain, pembelajaran dengan
menggunakan keterampilan proses merupakan wahana pengembangan keterampilan
intelektual, sosial, emosional, dan fisik peserta didik yang pada prinsipnya
keterampilan tersebut telah ada pada diri mereka sendiri.
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati,
berhipotesis, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Pendekatan
keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984.
Peenggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan
belajar.
Pendekatan
keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki
siswa sebagaimana uraian berikut:
·
Pendekatan
keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang
hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan
dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan.
·
Mengajar dengan
keterampilan proses berarti memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan
ilmu pengetahuan, tidak sekadar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang
ilmu pengetahuan. Di sisi lain siswa merasa bahagia sebab mereka aktif dan
tidak menjadi pembelajar yang pasif.
·
Menggunakan
keterampilan proses untuk mengajarkan ilmu penetahuan, membuat siswa belajar
proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus. (Dimyati dan Mudjiono, 2006:26)
B.
Kerangka Pikir
Berdasarkan kurikulum 2006 (KTSP),
pembelajaran bahasa indonesia menuntut siswa mampu menguasai keterampilan
berbahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satunya adalah terampil menulis
berita.
Dalam pendekatan proses,
pembelajaran menekankan pada proses belajar kontuktivis yang berbasis
mengembangkan keterampilan intelektual, sosial dan fisik dari kemampuan yang
ada dalam diri siswa mulai tahap prapenulisan, tahap menulis, dan tahap
perevisian. Kegiatan pramenulis dengan pendekatan proses, yaitu menemukaan ide
( tema dan judul berita). Kegiatan tahap menulis dengan pendekatan proses,
yaitu keterampilan mengamati pada objek atau mengidentifikasi masalah,
keterampilan mengklasifikasikan data hasil pengamatan dalam bentuk kalimat,
keterampilan mengomunikasikan dan mengembangkan berita sebagai hasil
pengamatan. Kegiatan pascamenulis dengan pendekatan proses, yaitu keterampilan
sisa mengukur dan menilai hasil pengamatan dan wujud berita.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Variabel dan Desain Penelitian
1.
Variabel Penelitian
Penelitian
ini berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Berita Dengan Menggunakan
Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas VIII MTs. Ma’arif Lasepang
Kabupaten Bantaeng, maka yang menjadi variabel adalah kemampuan menulis
berita dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.
2.
Desain Penelitian
Jenis
penelitian yang direncanakan adalah penelitian tindakan kelas dalam
pembelajaran menulis berita kelas VIII MTs Ma’arif
Lasepang Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini bersifat kolaboratoris yang
didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam kegiatan menulis berita melalui
penilaian berbasis kelas. Penelitian tindakan kelas sebagai bentuk investigasi
yang bersifat reflektif partisipasif dan spiral, memiliki tujuan untuk
memperbaiki sistem dan metode kerja, proses isi, prestasi belajar atau
kompetensi, dan situasi (Arikunto dkk, 2008:104).
B. Definisi Operasional Variabel
Untuk menghindari terjadinya salah
penafsiran mengenai variabel dalam penelitian ini, maka peneliti memperjelas
definisi operasional variabel yang dimaksud.
Kemampuan menulis berita dengan menggunakan
keterampilan proses adalah kajian tentang pendekatan keterampilan proses,
pembelajaran menekankan pada proses belajar kontuktivis yang berbasis
mengembangkan keterampilan intelektual, sosial dan fisik dari kemampuan yang
ada dalam diri siswa mulai tahap prapenulisan, tahap menulis, dan tahap
perevisian. Kegiatan pramenulis dengan pendekatan proses, yaitu menemukaan ide
( tema dan judul berita). Kegiatan tahap menulis dengan pendekatan proses,
yaitu keterampilan mengamati pada objek atau mengidentifikasi masalah,
keterampilan mengklasifikasikan data hasil pengamatan dalam bentuk kalimat,
keterampilan mengomunikasikan dan mengembangkan berita sebagai hasil
pengamatan. Kegiatan pascamenulis dengan pendekatan proses, yaitu keterampilan
sisa mengukur dan menilai hasil pengamatan dan wujud berita.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data penelitian ini difokuskan pada dua penilaian yakni penilaian proses dan penilaian
hasil belajar.
1)
Penilaian
proses
Penilaian
ini dilakukan dengan menggunakan skala bertingkat dengan kategori 1 kurang, 2
cukup, 3 baik, 4 sangat baik. Aspek yang dinilai yakni tingkat pemahaman siswa
(kognitif), sikap atau nilai-nilai (afektif), perhatian siswa, antusias dalam
belajar, aktivitas siswa mengikuti pelajaran, kepercayaan diri, dan motivasi
belajar.
2)
Penilaian Hasil
Dalam
melaksanakan penilaian hasil pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis
berita dengan menggunakan keterampilan proses pada siswa kelas VII MTs Ma’arif
Lasepang Kabupaten Bantaeng dapat ditentukan dengan menetapkan kriteria,
indikator, dan kualifikasi hasil.
Kriteria
yang dijadikan indikator dalam peningkatan kemampuan menulis berita siswa
adalah, (1) ejaan dan tanda baca, (2) kesesuaian isi, (3) diksi, (4) kesesuaian
dengan objek yang di tulis. Untuk menentukan keberhasilan siswa dalam menulis
berita dengan menggunakan keterampilan proses
akan dibuat presentase
Aspek Penilaian
No. Nama
Siswa Ejaan dan kesesuaian isi pilihan kata kesesuaian objek
Tanda baca
|
Skor 25 25 25 25
|
2. Sumber Data
Pada dasarnya sumber data penelitian ini
adalah penilaian proses dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs. Ma’arif
lasepang pada kemampuan menulis berita dengan pendekatan keterampilan proses.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun langkah-langkah (prosedur) pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah:
1) Peneliti melakukan observasi lapangan untuk mengetahui
jumlah dan keadaan siswa;
2) Peneliti memberikan tindakan berupa penerapan pendekatan
keterampilan proses;
3) Melakukan observasi lanjutan dan memberikan soal-soal untuk
menguji kemampuan siswa dalam menulis berita;
4) Memberi skor hasil soal-soal yang dikerjakan siswa.
5) Pada akhirnya peneliti melakukan
kegiatan analisis data.
E. Teknik Analisis data
Untuk mengolah data yang dikumpulkan,
digunakan teknik deskriftif kuantitatif
adalah menghitung presentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P= R x 100 %
N
Keterangan:
P= Hasil presentase
R= Skor perolehan
N= skor maksimal ( Nurgiantoro, 1988:307)
1 komentar:
Daftar pustakanya tidak ada ya?
Posting Komentar